Minggu, 13 November 2011

TUGAS 2 BAHASA INSONESIA

TUGAS2 BAHASA INDONESIA
1. a) Jelaskan perbedaan topic, tema dan judul
b) Jelaskan ciri-ciri ketiga hal tersebut
2. a) Bagaimana langkah-langkah membuat outline ?
b) Sebutkan dan jelaskan macam-macam outline

3. Bagaimana cara pembatasan topic ?
4. a) Sebutkan dan jelaskan unsure-unsur alinea
b) Jelaskan cirri-ciri kalimat utama dan kalimat penjelas
c) Sebutkan dan jelaskan macam-macam alinea

Jawab :
1. a) Perbedaan Topik, Tema dan Judul
• TOPIK
Topik (bahasa Yunani : topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan. Topik merupakan hal yang ditentukan pertama kali saat penulis akan membuat tulisan. Topik awal tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Biasanya, topik terdiri dari satu atau dua kata yang singkat. Topik juga mengontrol dan membatasi ide yang didiskusikan dalam paragraph. Kalimat topik dibagi menjadi dua bagian yaitu topik dan pengontrol ide, sedangkan topik adalah subject yang kita bicarakan.

*Kriteria topik yang baik
• Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
• Menarik untuk ditulis dan dibaca.
• Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
• Bermanfaat.
• Jangan terlalu luas.
• Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
• Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas.
• Memiliki data dan fakta yang obyektif.
• Memiliki sumber acuan atau referensi.

• TEMA
Tema (bahasa Yunani : thithenai) adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita dan telah diuraikan. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan penulis yang ingin disampaikan. Tema inilah yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari suatu tulisan. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan diuraukan oleh penulis. Dalam karangan, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan ditulis. Tema dalam tulisan adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan.

 Tema dapat dibedakan menjadi dua :
• Pendek => Kata atau Frasa.
• Panjang => Kalimat bersifat umum.

*Syarat-syarat tema yang baik :
• Menarik perhatian penulis.
• Diketahu dan dipahami penulis.
• Bermanfaat.
• Berada disekitar kita.
• Ruang lingkupnya sempit dan terbatas.
• Memiliki data dan fakta yang efektif.
• Memiliki sumber acuan.

• JUDUL
Judul adalah identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat menjelaskan diri, menarik perhatian dan terkadang menentukan lokasi.Judul merupakan nama yang dipakai untuk tulisan, buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Judul sebaikmya dibuat ringkas, padat, dan menarik. Usahakan judul suatu tulisan tidak lebih dari lima kata tetapi dapat menggambarkan isi tulisan.

 Fungsi judul :
 Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh tulisan.
 Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membaca isinya.
 Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
 Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan tujuannya.

*Syarat-syarat pembuatan judul :
• Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
• Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
• Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
• Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.

*Syarat-syarat judul yang baik :
• Harus berbentuk frasa.
• Tanpa ada singkatan atau akronim.
• Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
• Tanpa tanda baca di akhir judul.
• Menarik.
• Logis.
• Sesuai dengan isi.

Judul dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
2. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Persamaan antar Topik dan tema sama-sama dapat dijadikan judul tulisan. Sedangkan Perbedaan antara Topik dan Tema, yaitu Topik masih mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan terarah dalam membahas suatu permasalahan.

1.b) Ciri-ciri Topik, Tema dan Judul
 TOPIK
Ciri-ciri topik, antara lain :
1. Topic harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa keingintahuan pembaca.
2. Mencakup keseluruhan isi cerita.


 TEMA
Ciri-ciri tema, antara lain :
1. Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.
2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.

 JUDUL
Ciri-ciri judul, antara lain :
1. Relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Biasanya judul harus provokatif dengan menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi cerita tersebut.
3. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.
4. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
5. Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang.


2. a) Langkah – langkah membuat outline

Outline, atau biasa disebut kerangka karangan, adalah inti dari sebuah tulisan. Pendek ataupun panjang, fiksi ataupun non-fiksi, cerita lepas ataupun buku, selalu mengutamakan outline dalam prosesnya. Mengapa ? Karena dengan outline, kita dapat mengetahui apa yang kita tulis, dan membuat tulisan kita itu lengkap.

Mind mapping – yang telah dibahas pada posting sebelumnya, sangat mempengaruhi outline yang akan dibuat. Dengan mind mapping, kita dapat mengetahui apa saja yang berhubungan dengan tulisan kita. Dan, mind mapping masih dapat – dan terus dikembangkan. Karena dengan pengembangan, kita dapat menentukan outline yang ideal untuk tulisan kita.
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut kerangka karangan formal.
Agar tingkatan-tingkatan jelas hubungannya, dipergunakan simbol-simbol dan tipografi yang konsisten bagi tingkat yang sederajat.
Simbol-simbol dapat berupa:
Topik tingkat 1: angka Romawi I, II, dan seterusnya
Topik tingkat 2: huruf kapital A, B, dan seterusnya
Topik tingkat 3: angka Arab 1, 2, dan seterusnya
Topik tingkat 4: huruf kecil a, b, dan seterusnya
Topik tingkat 5: angka Arab dalam kurung (1), (2) , dan seterusnya
Topik tingkat 6: huruf kecil dalam kurung (a), (b), dan seterusnya

Cara terbaik untuk membuat outline, adalah dengan sistematika berikut ini,
Judul Tulisan

I. Bab I
a. Keterangan Bab I
b. Keterangan Bab I
II. Bab II
a. Keterangan Bab II
b. Keterangan Bab II

III. Bab III
a. Keterangan Bab III
b. Keterangan Bab III
IV. Bab IV
a. Keterangan Bab IV
b. Keterangan Bab IV, dst

Bagi orang-orang yang pernah menyusun karangan ilmiah seperti skripsi, tugas akhir, laporan penelitian, dan sebagainya, pastinya sudah mengetahui sistematika seperti itu. Akan tetapi, bagi yang belum pernah menyusun, sistematika tersebut bisa dijadikan acuan.

Untuk jenis tulisan apa sistematika tersebut digunakan? Jawabannya adalah, untuk tulisan jenis apa saja. Dalam artian, fiksi, maupun non-fiksi bisa menggunakan sistematika outline tersebut. Harap diingat, jenis tulisan yang berbeda, bukan berarti penyusunan outline juga berbeda. Susunan akan sama, mind mapping untuk menyusun outline pun sama, yang berbeda hanyalah isi dari outline, dan isi dari tulisan tersebut.

Juga yang harus diperhatikan ketika menyusun outline. Biasanya, keterangan yang diisikan pada “Keterangan Bab...”, akan berbeda untuk fiksi dan non-fiksi. Hal itu bisa terjadi, dikarenakan isi dari tulisan tersebut pun berbeda.


Contoh dari outline fiksi,
Tulisan fiksi, berjudul: Raja Indonesia
Raja Indonesia
I. Mitos
a. Cerita-cerita Kerajaan Lama
b. Cerita-cerita Kerajaan Baru
c. Kenyataan sebuah ramalan
d. Putera Mahkota dan Saudara-saudaranya
II. Darah Ningrat
a. Saudara Raja yang tamak
b. Pernikahan antar-saudara
III. Visi
a. Kerajaan Indonesia harus bangkit
b. Persatuan Kerajaan harus ditingkatkan
c. Penguatan kekuatan maritime
IV. Bangsawan Baru
a. Munculnya Bangsawan baru
b. Wilayah lama diklaim asing
V. Politik
a. Rencana kudeta saudara Raja
b. Rencana penyelamatan Putera Mahkota oleh kelompok rahasia pelindung Raja
Dan seterusnya...

Berikut, contoh outline dari tulisan non-fiksi,
Tulisan non-fiksi, judul Yoghurt, Bakteri yang Bermanfaat

Yoghurt, Bakteri yang Bermanfaat
I. Latar Belakang
a. Pengertian Yoghurt
b. Asal-muasal Yoghurt
c. Penemu Yoghurt
II. Konsumsi Pasar
a. Kegunaan Yoghurt
b. Konsumen Yoghurt
III. Materi Penyusun Yoghurt
a. Susu
b. Bibit Yoghurt
IV. Cara Pembuatan Yoghurt
a. Alat pembuat Yoghurt
b. Proses pembuatan Yoghurt
c. Pabrikasi Yoghurt

V. Yoghurt Baik dan Tidak Baik
a. Contoh Yoghurt Baik
b. Contoh Yoghurt Tidak Baik
VI. Dst...


2.b) Macam –macam outline
Outline dapat dikelonpokkan sebagai berikut :
 Berdasarkan Sifat Rinciannya:

1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap

2) Kerangka Karangan Formal:
Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.

 Berdasarkan Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

3.Cara Pembatasan Topik
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal:
1. Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
2. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

4.a) Unsur - Unsur Alinea (Paragraf)
Alinea atau sering dikenal dengan Paragraf mempunyai bebrapa unsur, yaitu :
1. Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
2. Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.
3. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
4. Judul (kepala karangan).

*Syarat suatu judul:
a. Provokatif (menarik)
b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik

*Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1.Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
2.Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
3.Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
4.Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh alinea.

4.b) Ciri – Ciri Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
 Kalimat Utama
Kalimat Utama atau Kalimat Pokok adalah kalimat yang digunakan sebagai tempat menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok pikiran atau gagasan utama sama dengan ide pokok gagasan pokok.

Ciri-ciri Kalimat Utama:
a.Biasanya diletakkan pada awal paragraph, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian akhir paragraph.
b.Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci seperti:
• Sebagai kesimpulan….
• Yang penting….
• Jadi, …..
• Dengan demikian…
c. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat penjelas.

 Kalimat Penjelas
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang mendukung atau menjadi penjelas kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas tersebut dalam setiap paragraph harus membentuk satu kesatuan gagasan.

Ciri-ciri Kalimat Penjelas:
a. Berisi penjelasan seperti:
• Contoh-contoh
• Rincian
• Keterangan
• Dll.
b. Kalimat penjelas biasanya memerlukan kalimat penghubung.
c. Selalu menghubungkan kalimat-kalimat dalam paragraph.


4.c) Macam – Macam Alinea
Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.


SUMBER :
 http://arifkurnia24.blogspot.com/2010/11/macam-macam-alinea.html
 http://nti0402.wordpress.com/2010/10/20/paragraf/
 http://pratama-yoki.blogspot.com/2011/02/kalimat-utama-dan-kalimat-penjelas.html
 http://belajarmenuliskreatif.blogspot.com/2008/10/membuat-outline.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Tema
 http://semuamasalah007.blogspot.com/2009/01/pengertian-tema.html
 http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-tugas-kelompok.html
 http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/perbedaan-topik-judul-dan-tema/

0 komentar: